Friday, November 23, 2018

PAUS FRANCIS-LAH YANG MENJADI MASALAH






PAUS FRANCIS-LAH YANG MENJADI MASALAH


Dalam edisi cetak USA Today hari ini, silakan melihat di sini, ada komentar sedih oleh Melinda Henneberger, mantan koresponden Vatikan untuk New York Times, di mana dia mengumumkan kemurtadan dirinya sendiri (Melinda Henneberger).



Henneberger, yang dikenal sebagai penganut paham kiri-tengah (pembangkang, misalnya, terhadap Humanae Vitae, tetapi dia bersimpati terhadap masalah pro-kehidupan yang bersifat terbatas) melalui banyak tulisan-tulisannya, dan dia mengarahkan keputusan kemurtadannya dengan menyalahkan "orang-orang ini" dan "orang-orang yang menjalankan gereja" sambil dia menghindari menyalahkan pria sedang yang menjalankan Gereja.

Siapakah pria yang sedang menjalankan Gereja saat ini? Siapakah Uskup Tertinggi saat ini? Siapakah yang telah memblokir keputusan Konferensi Uskup Katolik AS minggu ini di Baltimore, agar tidak meneruskan rencana mereka yang serius tentang krisis pelecehan sexual? Bahkan pastor Tom Reese, S.J. (yang dianggap terlalu liberal untuk majalah America), menyebut langkah Vatikan itu sebagai "bencana" yang akan menghasilkan "hubungan masyarakat yang mengerikan bagi paus."

Paus Francis adalah pemimpinnya. Paus Francislah yang membuat keputusan pembatalan itu. Tidaklah cukup dengan menyalahkan "Vatikan" atau, seperti yang dikatakan minggu ini oleh pembangkang favorit media saat ini, John Gehring, seolah dia melemparkan Francis ke dalam campuran karut marut yang lebih besar: "Vatikan, termasuk Paus Francis, belum cukup berbuat banyak."

Sebuah bangunan, atau sebuah negara-kota yang independen, atau birokrasi tak berwajah, tidaklah bisa disalahkan. Manusianya, Paus Francislah, yang harus disalahkan. Dialah yang membuat keputusan. Dialah yang harus menghadapi konsekuensi dari keputusan yang memerintahkan uskup-uskup AS bahwa mereka tidak boleh membuat keputusan reformasi terhadap kasus pelecehan anak.

Sudah saatnya untuk berhenti menutup-nutupi kasus ini bagi Paus Francis. Dialah yang menjadi  masalahnya.


++++++++++++++++++++

Berikut ini adalah beberapa kutipan tulisan yang layak kita perhatikan:

Ven. Fulton Sheen (1895-1979):
Tubuh Mistik Kristus di dunia saat ini akan memiliki Yudas Iskariotnya sendiri, dan dia adalah nabi palsu itu. Setan merekrut dia dari antara uskup-uskup kita.

G.K. Chesterton pernah berkata, “Kita tidak butuh sebuah agama yang hanya benar ketika kita bertindak benar. Apa yang kita butuhkan adalah sebuah agama yang tetap berjalan benar ketika kita bertindak salah.” (G.K. Chesterton adalah seorang ahli filsafat dan penulis rohani yang terkenal, 1874-1936)

Bunda Maria La Salette : "Setan akan mencapai bagian dalam dan puncak gereja, dan kemurtadan akan terjadi secara menyeluruh." (19 September 1846 - Mélanie Calvat Maximin Giraud)

Nubuatan Anne Catherine Emmerich  (1774-1824)
Dia memperingatkan tentang datangnya sebuah perpecahan yang besar didalam Gereja selama saat-saat akhir zaman, serta adanya ‘relasi yang menyebalkan’ antara dua paus dimana yang satu akan memimpin sebuah gereja palsu.

St. Fransiskus Asisi (Pemerintahan Antikristus, Pastor R. Gerald Culleton)
“Seseorang yang tidak terpilih secara kanonik, akan diangkat kepada jabatan paus…Beberapa pengkhotbah akan bersikap diam terhadap kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan menyangkalnya. Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku suci dari luar, karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.

Bunda Maria, Akita, October 13, 1973
Karya iblis akan merasuki gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal. Imam-imam yang menghormati aku akan dicemooh dan ditentang oleh sesama mereka.... Gereja-gereja dan altar-altar akan dijarah; Gereja akan dipenuhi dengan mereka yang mau menerima kompromi dan iblis akan memaksa banyak imam dan jiwa-jiwa yang telah disucikan agar meninggalkan pelayanan kepada Tuhan.


No comments:

Post a Comment