Monday, October 14, 2019

ALLAH-ALLAH ANEH DARI PAUS FRANCIS







ALLAH-ALLAH ANEH DARI PAUS FRANCIS

Tujuannya Adalah Untuk Melemahkan Iman Katolik Sambil Memperkuat Aliansi Vatikan-PBB



October 10, 2019, 12:04 AM

Para turis di Roma sudah lama akrab dengan citra Romulus dan Remus yang mengisap putting susu serigala. Tetapi minggu-minggu ini para pengunjung sinode Pan-Amazon menemukan foto baru: seorang ibu Amazon menyusui seekor anjing. Gambar atau foto  itu tergantung di sebuah gereja di sebelah Vatikan: Gereja Santa Maria di Traspontina. Saya berkeliling di dalamnya beberapa hari yang lalu dan dikejutkan oleh nuansa kontras antara interior Barok yang menakjubkan dicampur dengan propaganda gila yang terpampang pada dan dekat dinding-dindingnya. Sebagian besar gereja itu telah dirubah menjadi tempat pemujaan terhadap nasib dan penyembahan alam orang-orang Amazon. Di bawah gambar wanita yang sedang menyusui seekor anjing (sambil menggendong bayi manusia), ada sebuah poster yang menyatakan dengan gagah, "Semuanya terhubung."


Poster itu mengungkapkan ketidakjujuran semata-mata dari ‘propaganda ekologis’ paus Francis. Betapa Vatikan mengalami kemerosotan tajam di bawah Francis. Apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Merubah Pantheon kembali menjadi kuil pagan? Kenapa tidak? Jika panteisme Amazon oleh Francis dianggap sebuah ‘pengalaman religius’ yang layak dihargai oleh Gereja Katolik, mengapa dia tidak menghidupkan kembali paganisme kuno juga? Mungkin sinode Paus berikutnya akan merehabilitasi kaisar Nero yang kejam itu.

Dilucuti dari semua kesuciannya, Sinode Pan-Amazon paus Francis tidak lebih dari pelanggaran total atas Perintah Pertama. Paus Francis menempatkan berhala-berhala aneh dari orang-orang Amazon di hadapan Allah Tritunggal. Pekan lalu, dia menerima kontingen aktivis Indian - beberapa di antaranya saya dengar diterbangkan ke Roma dengan pesawat kelas satu yang didanai oleh para uskup Jerman – dan mereka melakukan ritual penyembahan berhala di taman Vatikan. Saat itu, setiap nubuatan dari para paus pendahulunya yang anti-modernis telah menjadi kenyataan: para paus itu mengatakan bahwa jika Gereja telah mengadopsi subjektivisme "Pencerahan," maka hal itu akan berakhir dengan menerima dan memberkati agama-agama palsu.


Upacara berhala dari Amazon, penyembahan terhadap dewa bumi, dengan penanaman
pohon di taman Vatikan, di hadapan paus Francis.



Tetapi ada lebih banyak yang ikut bermain di sini daripada sekadar relativisme religius paus Francis yang ngawur. Mengapa dia memilih Amazon sebagai dalih untuk melemahkan doktrin dan disiplin Gereja Katolik? Dia bisa memilih daerah terpencil lainnya. Kenapa yang itu? Saya diberitahu oleh seorang pengamat Vatikan berpengalaman bahwa jawabannya ada pada para uskup Jerman, yang sebagian besar membiayai sandiwara ini serta propaganda yang menyertainya.

"Hal ini adalah soal upaya mendekatkan Vatikan dengan PBB," katanya. “Para uskup Jerman sesungguhnya tidak peduli tentang orang Indian Amazon, dan mereka juga tidak peduli dengan orang (disana) yang tidak bisa menerima sakramen-sakramen karena kelangkaan imam. Lihat saja di Jerman, dan betapa sedikitnya orang yang menerima sakramen-sakramen di sana. Apa yang diperhatikan oleh para uskup Jerman adalah bahwa Gereja semakin dimasukkan ke dalam urusan Perserikatan Bangsa-Bangsa." Subjek penderitaan orang-orang Amazon hanyalah sebuah alasan, katanya, agar "PBB memperlakukan Gereja sebagai salah satu instrumennya,” dengan dukungan penuh dari Vatikan.

Sebelum sinode dimulai, Paus telah mengoceh tentang kualitas mengikat dari pernyataan PBB. Bukan kebetulan bahwa pertemuan konyolnya merangkak bersama dengan para pengamat PBB, seperti Jeffrey Sachs, yang tujuan konsultasinya termasuk mencoba meyakinkan keuskupan-keuskupan dan ordo-ordo religius untuk ‘melepaskan dari dari perusahaan-perusahaan minyak’ dan sejenisnya. Saya telah melihat sejumlah agenda dari PBB ini merayap dengan sendirinya dan melompat keluar dari mobil SUV yang boros bensin dekat Vatikan. Mereka tampaknya tidak terlalu khawatir tentang jejak karbon mereka sendiri. Memang, mereka tampaknya selalu disertai oleh ‘rakit penjaga keamanan’ dan ‘tembakan’ yang berlebihan.

Vatikan nampak sangat mengerikan akhir-akhir ini - grafiti, barikade ternak yang buruk, dan kehadiran paramiliter, seolah-olah sedang menunggu waktu untuk meletusnya sejenis terorisme yang paus yakinkan kepada kita bahwa itu tidak ada. Kadang-kadang, saya merasa seperti berada di tengah-tengah lelucon Italia. Suatu hari saya makan di samping seorang pastor dan biarawati Afrika yang tampaknya sedang berkencan. Benar saja, tangan biarawati itu meraba-raba tangan sang pastor.

Secara arsitektural dan artistik, Roma tetap menyenangkan. Tetapi secara religius, ia menyedihkan sekali. Berdirilah di dekat salah satu gerbang Vatikan dan saksikan para imam melepas kerah baju imamat mereka saat mereka melangkah keluar, seolah-olah imamat tidak lebih dari ‘pekerjaan sampingan.’ Atau duduklah di sebuah kafe dan dengarkan canda ria duniawi mereka yang amat menyedihkan.

Jalan Borgo Pio, tidak jauh dari salah satu gerbang Vatikan, adalah tempat di mana banyak kaum gerejawi berkumpul. Minggu lalu saya melihat Kardinal Seán O'Malley, Kardinal Joseph Tobin, dan Uskup Robert McElroy sedang makan malam di salah satu resto di jalan itu. Inilah kesempatan saya untuk bertanya kepada mereka tentang sinode dan hal-hal yang terkait. Ketika mereka berjalan kembali ke Vatikan, saya menyusul mereka dan mencoba melakukan wawancara singkat. Mereka dengan jijik menolak saya, dan Kardinal Tobin, yang pasti ingat artikel saya tentang aktor opera sabun yang tinggal di pastorannya, dia berkata sambil tertawa, "Oh, George, oh, George." Dan Kardinal O'Malley menuduh pertanyaan saya “bersifat kasar dan bermusuhan." Kardinal McElroy, yang paling ideologis dari ketiganya, hanya merenung dan diam-diam pergi. Untuk semua pembicaraan mereka tentang "dialog," hal terakhir yang ingin mereka lakukan pada malam sinode adalah berbicara dengan jurnalis yang mengkritik hal itu. Pada dasarnya, sinode itu adalah jari tengah yang terangkat (sebuah bentuk penghinaan) untuk umat Katolik ortodoks – sebuah pernyataan bahwa segala sesuatu yang disayangi umat Katolik tidak lagi ada di tingkat tertinggi Gereja.

Vatikan berada di bawah pendudukan musuh dan akan tetap demikian selama bertahun-tahun yang akan datang. Ada banyak obrolan di antara para pengamat Vatikan tentang “Francis II” sekarang, karena komposisi peserta konklaf berikutnya sebagian besar bersifat liberal dan pendukung Francis. Pada saat kepausannya berakhir nanti, Francis kemungkinan telah memiliki pemilih dua pertiga dari para kardinal. Sekretaris negara saat ini, Kardinal Pietro Parolin, dianggap sebagai klon Francis terkemuka. Saya telah diberitahu bahwa paus Francis sedang menunggu Benediktus untuk mati sehingga dia dapat ‘kemudian menyerahkan kepausan kepada Parolin.’

Parolin hanyalah ‘versi berhati-hati’ dari Francis. Dia memiliki pandangan yang sama tetapi menyajikannya secara lebih diplomatis. Di sana-sini orang mendengar gerutuan tentang kesombongan Paus, tetapi sebagian besar kaum Kiri Katolik senang dengannya. Topeng modernisme telah dibuka, hanya untuk mengungkapkan, dalam kata-kata Francis, "wajah Amazon," dan di baliknya ada sebuah badan PBB.


* * * * *

I:Rom 1:16-25

Sekalipun mereka mengenal Allah namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah.

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.

1:18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. 1:19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. 1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 1:22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. 1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.


No comments:

Post a Comment