Saturday, October 5, 2019

Para pemimpin awam Katolik memperingatkan sinode Amazon...


Para pemimpin awam Katolik memperingatkan sinode Amazon:

PAUS FRANCIS SECARA BERANI TELAH MENGHANCURKAN IMAN. KITA HARUS BERTERIAK KERAS!

 




By Doug Mainwaring 

NEWSCATHOLIC CHURCHFAITH


ROMA, 4 Oktober 2019 (LifeSiteNews) - Para pemimpin awam Katolik dari seluruh dunia semakin khawatir tentang Sinode Amazon yang akan datang dan bagaimana sinode itu mengancam untuk memperburuk dan ‘memprotestankan’ Gereja Katolik, dan saat ini mereka sedang berkumpul tidak jauh dari Vatikan untuk membahas keprihatinan mereka yang serius.

Diskusi meja bundar, berjudul Our Church – reformed or deformed? (Gereja kita - direformasi atau dibuat cacat?) diselenggarakan oleh asosiasi pro-kehidupan internasional Voice of the Family. Lebih dari 5.000 orang di seluruh benua mendengarkan acara langsung ini.

Pada malam menjelang sinode, mereka menggambarkan berbagai ancaman jahat kepada Gereja Katolik. Pilihan mereka untuk menyampaikan jeritan yang keras mencerminkan bahaya yang mereka rasakan: Bahwa setelah sinode, apa yang akan muncul bukan lagi berupa Gereja Katolik.

"Kita telah sampai. Minggu ini Sinode Amazon akan berlangsung,” kata John-Henry Westen, pendiri dan pemimpin redaksi LifeSiteNews. "Sinode ini bisa diharapkan menjadi bencana paling parah bagi iman yang pernah dikenal Gereja dan mari kita berdoa semoga hasilnya tidak akan menjadi sama mengerikannya dengan yang mengancam."

"Beberapa orang kardinal telah memperingatkan tentang kemurtadan dan bidaah dalam dokumen kerja yang disiapkan untuk Sinode, tetapi sebagian besar, mereka tetap diam," lanjut Westen. “Kita, umat beriman, tidak bisa tinggal diam karena iman anak-anak kita yang sedang diancam. Adalah hak kita sebagai umat Katolik untuk memiliki iman kepada Yesus Kristus yang diwariskan dengan setia melalui para imam dan uskup kita, dan terutama Paus."

"Saat ini, telah ada dua agama di dalam Gereja Katolik," kata Profesor Roberto de Mattei.

"Yang pertama adalah Katolik tradisional, agama dari mereka yang dalam kebingungan saat ini, tetap setia kepada Magisterium Gereja yang benar dan abadi," kata de Mattei.

"Yang kedua, sampai beberapa bulan yang lalu masih tanpa nama, namun sekarang memiliki nama: itu adalah agama Amazon karena, sebagaimana dinyatakan oleh orang yang saat ini memerintah Gereja, ada rencana untuk memberikan 'wajah Amazon’ kepada Gereja Katolik," jelas de Mattei.

“Dua agama ini tidak bisa hidup berdampingan dalam Gereja yang sama,” dia menegaskan kembali.

"Dalam Sinode Pan-Amazon, apakah kita akan menyaksikan Gereja meninggalkan Perintah Ilahi untuk mempertobatkan dan membaptis semua bangsa?" tanya Michael Matt, penerbit The Remnant, yang berbicara tentang hilangnya banyak misionaris tradisional dan ordo-ordo religius.

Dia bertanya: “Apakah Vatikan akan memberkati dan menyetujui suatu teologi pribumi tertentu yang prinsip animasinya pada dasarnya adalah penyembah berhala? Akankah Gereja mengajarkan bahwa budaya-budaya pagan itu sendiri berasal dari Allah, karena jika menyarankan sebaliknya akan berarti terlibat dalam semacam supremasi agama yang menganggap Kristen sebagai satu-satunya agama yang benar?

“Sekarang kita menghadapi sinode para uskup yang berjanji untuk merangkul suatu teologi pribumi yang pada dasarnya akan meninggalkan upaya misionaris Gereja sekaligus, sambil merangkul eko-teologi yang akan mengirimkan ‘para misionaris spesialis perubahan iklim untuk mengajar semua negara untuk mendengarkan seruan Ibu Pertiwi,” kata Michael Matt.

"Ya Tuhan, semoga hal itu tidak terjadi, karena jika itu yang terjadi, pastilah hal itu akan mencerminkan penyerahan resmi Gereja Katolik kepada dunia dan kepada roh, tidak hanya roh zaman tetapi juga roh hutan," katanya dengan nada memohon.

José Antonio Ureta, seorang pemimpin gerakan Tradisi, Keluarga, dan Properti (TFP) internasional di Prancis, memperingatkan bahwa jika para bapa sinode dan Paus Francis menyetujui usulan dalam Instrumentum laboris (dokumen kerja) untuk menahbiskan pria yang sudah menikah sebagai imam, maka ‘neo-Lutheranisme akan mengalahkan Konsili Trent.

Celaka sekali! Struktur gerejawi baru seperti itu yang didasarkan pada imamat yang non-utusan dan non-hierarkis (non-ministerial and non-hierarchical priesthood) tidak akan lagi menjadi Gereja Katolik,” kata Ureta.

Paus Francis dan para sekutu klerusnya sedang menciptakan organisasi global dengan wajah yang tampaknya seolah Katolik,” kata Michael Voris dari Church Militant. “Yang muncul nanti bukan Katolik. Topeng itu harus dihancurkan dan kebenaran harus diizinkan untuk menang."

Voris menjelaskan bahwa paus Francis telah menggerakkan Gereja untuk “menyelaraskan diri dengan semacam teologi palsu yang diilhami oleh atheisme yang tak bertuhan, dan dengan tergesa-gesa untuk memajukan agenda ini maka dia dikelilingi oleh banyak klerus bajingan – dimana banyak diantaranya telah terlibat dalam melakukan atau menutupi kasus pelecehan seks terhadap anak di bawah umur atau dewasa muda, dan kebanyakan terhadap laki-laki.

“Gereja Katolik telah diinfiltrasi dari dalam dan infiltrasi ini terjadi setidaknya, sejak kepausan Paus Pius IX,” kata penulis Katolik Dr. Taylor Marshall. “Ini adalah serangan terhadap iman supernatural, mukjizat, wahyu ilahi, dan atas asal usul ciptaan kita: identitas dari Allah yang berupa laki-laki dan perempuan, serangan terhadap lembaga perkawinan manusia, dan supaya hukum kodrat berlaku agar manusia berbuah dan berkembang biak dengan melalui pernikahan. Selain itu, yang dilakukan oleh sinode ini adalah kebangkitan paganisme - bahwa Anda mungkin bisa menjadi dewa."

"Paus Francis juga telah menandatangani dokumen di Abu Dhabi yang berisi sebuah kalimat yang memiliki konsekuensi eksplosif bagi iman Katolik," kata Marco Tosatti dari Italia. “Ini dia: 'Pluralisme dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, ras dan bahasa, dihendaki oleh Tuhan dalam kebijaksanaan-Nya.' Implikasi dari kalimat semacam ini adalah jelas: jika Tuhan menghendaki ... bahwa beberapa agama harus ada, dapat disimpulkan bahwa semua agama adalah kehendak ilahi dan oleh karena itu setiap orang bebas untuk memilih agama yang paling cocok untuk dirinya.”

"Kalimat ini sangat salah dari sudut pandang Kristiani - dan Katolik -," kata Tosatti. "Secara pribadi, saya percaya bahwa deklarasi ini adalah salah satu dari kalimat yang paling menghancurkan untuk agama Katolik yang pernah diucapkan oleh seorang Paus, dan bahwa itu adalah penegasan substansial dari relativisme," tambahnya.

"Di antara inovasi yang paling jelas mengancam yang sedang diperkenalkan oleh Sinode Amazon mendatang adalah promosi dari beberapa bentuk pelayanan tahbisan untuk wanita," tegas wartawan Perancis Jeanne Smits.

Dia memperingatkan bahwa teologi Indian yang akan didukung oleh sinode, menuntut penahbisan wanita sebagai utusan. “Itu hanya ada dalam logika spiritualitas adat tradisional, yaitu, paganisme. Atau jika Anda ingin sedikit lebih jauh: penyembahan berhala."

“Sinode Amazon akan berdebat tentang peran wanita dalam Gereja, padahal Gereja sudah memiliki jawaban yang paling indah untuk argumen itu: Perawan Maria,” kata Smits. “Ketika Tuhan menciptakan Kosmos - yang berarti keindahan - Dia menciptakan rumah duniawi yang pas dan mas kawin untuk Putri-Nya, Ibu-Nya, dan Mempelai Perempuan-Nya. Dia adalah Ratu kita, Ratu alam semesta dan bahkan Ratu Malaikat, dimana hal ini sangat tidak memuaskan bagi setan, karena setan harus tunduk dan ditaklukkan oleh seorang wanita belaka, oleh seorang ibu yang mengajarkan kepada kita tentang kehidupan kekal melalui pengorbanan Putranya yang Terkasih."

“Visi kita tentang wanita ditentukan oleh hal itu. Apa lagi yang mungkin kita inginkan?” demikian tanya Jeanne Smits.


Tuduhan, pengantaraan yang sungguh, dan sebuah 'saat bagi para pahlawan dan orang-orang kudus

“Dengan segala hormat kepada otoritas gerejawi, saya menuduh Anda semua yang telah menyetujui, atau akan menyetujui, Instrumentum laboris di Amazon, menyetujui politeisme dan, lebih khusus lagi, menyetujui polydemonisme, Anda semua adalah seperti yang dikatakan dalam Mazmur 95:5 : ‘Semua dewa orang-orang kafir adalah iblis. tetapi TUHAN membuat langit,’ “ demikian kata kata de Mattei.

“Maka saya mengajak para kardinal dan uskup yang masih Katolik untuk bersuara menentang skandal ini. Jika sikap diam Anda terus berlanjut, maka kami akan terus mencari campur tangan para Malaikat dan Maria Ratu Para Malaikat, untuk menyelamatkan Gereja Kudus dari setiap bentuk penemuan-kembali, distorsi, dan penafsiran kembali,” demikian tambah de Mattei.

Sementara itu John-Henry Westen menunjukkan bahwa terlepas dari semua kekhawatiran besar yang diajukan oleh para panelis, “Ini bukanlah mau mengatakan bahwa kita tidak mengasihi paus Francis. Memang, sama sekali bukanlah kasih jika kita mengabaikan keprihatinan monumental ini dan berdiam diri saja tentang hal itu, karena hal itu adalah paling merugikan paus. Karena dia kelak harus bertanggung-jawab kepada Kristus pada saat penghakiman, sama seperti kita semua akan bertanggung-jawab."

"Kita harus terus berdoa bagi Paus setiap hari, berdoa demi pertobatannya," kata Westen.
"Tidak perlu menjadi seorang teolog untuk mengenali kapan imannya terdistorsi," tambahnya. “Kita tidak akan meninggalkan Gereja; itu adalah Gereja yang Satu dan Sejati dan tidak ada yang lain. Kita akan berjuang terus demi kebenaran Kristus dalam Gereja, karena kita siap mati untuk iman ini."

Selama periode tanya jawab, ketika pertanyaan yang tak terhindarkan tentang kemungkinan perpecahan muncul, Profesor de Mattei mengatakan kita harus berdoa memohon "kontra-reformasi yang nyata, kontra-revolusi, pemulihan kekristenan yang nyata."

Meskipun kita berperang melawan kuasa kekacauan di dalam Gereja, tetapi "Pemecah-belahan oleh musuh adalah kekuatan kami," kata de Mattei.

"Ini adalah saat yang menakutkan," kata Michael Matt. “Jika sinode ini berjalan seperti yang diperkirakan oleh beberapa kardinal, ini adalah berita terbesar dalam sejarah dunia setelah penyaliban Tuhan. Tidak ada yang lebih besar dari Mempelai Kristus yang mengangkat dan meninggikan bendera penyerahan diri kepada-Nya.”

“Jika ini terjadi, ini adalah kisah besar dan orang-orang hebat yang sedang tiba untuk membela Gereja - para pahlawan dan orang-orang kudus,” demikian kata Michael Matt. "Mari kita persiapkan anak-anak kita untuk melakukan perang salib, dan mari kita menginspirasi mereka."

LifeSiteNews dengan senang hati menyampaikan link yang diberikan di Amazon Synod Roundtable:



No comments:

Post a Comment