Thursday, October 10, 2019

EOLOG AS: FRANCIS SEDANG MENUNTUN GEREJA MENUJU SEBUAH SKISMA JENIS BARU



These Last Days News - October 9, 2019

TEOLOG AS: FRANCIS SEDANG MENUNTUN GEREJA MENUJU SEBUAH SKISMA JENIS BARU ...




LifeSiteNews.com reported on September 24, 2019:
by Pastor Thomas G. Weinandy, OFM, Cap.

Gereja, dalam sejarahnya yang panjang, tidak pernah dihadapkan pada situasi seperti yang ia temui sekarang. Paus Francis baru-baru ini berbicara tentang kemungkinan perpecahan di dalam Gereja, perpecahan yang tidak membuatnya takut. Kami memiliki banyak perpecahan di masa lalu, katanya, dan akan ada perpecahan di masa depan. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan di masa sekarang. Namun, sifat dari kemungkinan perpecahan saat ini adalah hal baru, dan perpecahan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, amatlah menakutkan.

Seseorang tidak dapat tidak berpikir bahwa Francis mengacu pada anggota Gereja di Amerika Serikat. Dari Amerika, Francis menerima kritikan yang paling tajam atas dirinya, secara teologis dan pastoral, yang berpusat pada pembentukan kembali iman dan Gereja yang patut dipertanyakan. Kecaman semacam itu, diyakini oleh kelompok Francis, berasal dari kalangan elit intelektual konservatif yang bermotivasi politik, dan banyak dari mereka adalah orang kaya.

Francis berpikir bahwa mereka tidak mau berubah, dan karena itu, tuduh Francis, mereka menolak untuk menerima karya dari Roh yang baru di zaman kita. Pada akhirnya, orang mengira bahwa Francis yakin jika para pengkritiknya merasa terganggu secara psikologis dan emosional, dan karenanya mereka harus ditangani dengan lembut (meskipun kelembutan itu belum dirasakan oleh mereka yang menjadi korban dari banyak caci maki dan umpatannya). Francis sendiri telah menyebut orang-orang yang menentangnya dengan banyak sebutan nama yang bernada menghina.

Apa yang tidak disadari oleh Francis (dan rekan-rekan dekatnya juga gagal memahami) adalah bahwa mayoritas kritikus Amerika itu tidak akan pernah menyulut perpecahan. Mereka mengakui bahwa dia adalah paus dan dengan demikian dia adalah penerus Petrus, dan bahwa tetap di dalam Gereja Katolik berarti tetap setia kepada paus, bahkan meski hal itu harus disertai kritikan kepada paus dalam kesetiaan seorang umat kepada pemimpinnya.

Beberapa orang membayangkan bahwa perpecahan yang sebenarnya akan terjadi di Amerika untuk menyingkirkan kaum konservatif yang keras kepala dan dengan demikian menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar Katolik selama ini. Tetapi itu tidak akan terjadi, karena para uskup, imam, teolog, komentator, dan umat awam yang kritis itu (lebih banyak umat awam daripada yang disangka oleh Francis) tahu bahwa apa yang mereka yakini dan junjung tinggi sesuai dengan Kitab Suci, Konsili-konsili Gereja, magisterium, dan orang-orang kudus.

Seperti yang telah sering dicatat, paus Francis dan kelompoknya tidak pernah terlibat dalam dialog teologis, meskipun mereka terus-menerus mengklaim bahwa dialog semacam itu diperlukan. Alasannya adalah mereka tahu bahwa mereka (kelompok Francis) tidak akan bisa menang di front itu. Dengan demikian, mereka terpaksa menggunakan nama-nama yang bernada tuduhan, menjelekkan, intimidasi psikologis, dan keinginan untuk berkuasa.

Sekarang, seperti yang sudah ditunjukkan oleh banyak komentator, gereja Jerman lebih cenderung mengalami perpecahan. Para uskup Jerman mengusulkan ‘dua tahun sinode yang mengikat,’ dan jika apa yang mereka usulkan itu diberlakukan, hal itu akan menimbulkan kepercayaan dan praktik yang bertentangan dengan tradisi universal Gereja.

Saya percaya, bagaimanapun juga, perpecahan Gereja Jerman semacam itu tidak akan terjadi secara formal juga, karena dua alasan. Pertama, banyak orang dalam hierarki Jerman tahu bahwa dengan menjadi skismatik mereka akan kehilangan suara dan identitas Katolik mereka. Untuk menanggung hal ini mereka tidak mampu. Mereka harus bersekutu dengan Francis, karena dialah yang telah menumbuhkan gagasan tentang sinodalitas yang sedang mereka coba terapkan. Karena itu, Francis adalah pelindung utama mereka.

Kedua, sementara Francis dapat menghentikan mereka untuk melakukan sesuatu yang sangat bertentangan dengan ajaran Gereja, tetapi dia akan membiarkan mereka melakukan hal-hal yang bertentangan secara ambigu, karena pengajaran yang ambigu dan praktik pastoral yang kacau seperti itu adalah khas milik Francis. Dalam hal inilah Gereja universal mendapati dirinya berada dalam situasi yang tidak pernah ia harapkan.

Penting untuk diingat bahwa situasi Gereja Jerman harus dilihat dalam konteks yang lebih luas: ambiguitas teologis dalam Amoris Laetitia; memajukan agenda homoseksual dengan sangat ngotot; pembentukan fondasi ulang dari Institut John Paul II (Romawi) tentang Pernikahan dan Keluarga, yaitu, merongrong ajaran Gereja yang konsisten tentang kemutlakan moral dan sakramental, terutama yang berkaitan dengan tidak terceraikannya pernikahan, homoseksualitas, kontrasepsi, dan aborsi.

Demikian pula, ada juga kesepakatan dan pernyataan Abu Dhabi, yang secara langsung bertentangan dengan kehendak Bapa dan dengan demikian merusak keutamaan Yesus Kristus, Putra-Nya, sebagai Tuhan yang definitif dan Juruselamat universal. Selain itu, Sinode Amazon yang sekarang sedang berlangsung, dipenuhi dengan para peserta yang bersimpati dan mendukung semua hal buruk di atas. Umat beriman juga memperhitungkan banyaknya kardinal, uskup, imam dan teolog, yang perbuatannya sangat meragukan secara teologis, yang didukung dan dipromosikan oleh Francis kepada posisi-posisi gerejawi yang tinggi.

Dengan semuanya ini dalam ingatan, kita melihat sebuah situasi, dengan intensitas yang terus tumbuh, di mana di satu sisi, mayoritas umat beriman di dunia - para klerus dan umat awam – yang setia kepada paus, karena dia adalah paus mereka, sambil mereka terus mengkritik kepausannya; dan di sisi lain, ada sebuah kontingen besar yang terdiri dari umat beriman yang dengan antusias mendukung Francis justru karena dia mengizinkan dan mendorong pengajaran yang ambigu dan praktik-praktik gerejawi yang sesat.

Dengan demikian, apa yang akan terjadi dengan Gereja, adalah seorang paus yang adalah paus dari Gereja Katolik dan, secara bersamaan, pemimpin de facto untuk semua tujuan praktis dan liberal dari sebuah gereja skismatik. Karena dia adalah kepala dari keduanya, penampilan satu gereja tetap ada, padahal sebenarnya ada dua aliran.

Satu-satunya frasa atau istilah yang dapat saya temukan untuk menggambarkan situasi ini adalah ‘skisma internal kepausan,’ untuk paus; bahkan sebagai paus, dia akan secara efektif menjadi pemimpin segmen Gereja yang melalui doktrin, ajaran moral, dan struktur gerejanya, adalah diperuntukkan bagi segala keperluan praktis, liberal, dan bersifat skismatik. Ini adalah perpecahan nyata yang ada di tengah-tengah kita dan harus dihadapi, tetapi saya tidak percaya paus Francis merasa takut akan perpecahan ini. Selama dia memegang kendali, dia akan, saya khawatir, menyambutnya, karena dia melihat elemen skismatik itu sebagai ‘paradigma’ baru bagi Gereja masa depan.

Jadi, dalam ketakutan dan gentar, kita perlu berdoa agar Yesus, sebagai kepala dari tubuh-Nya, Gereja, akan membebaskan kita dari pencobaan ini. Kemudian lagi, Dia mungkin menghendaki kita untuk menanggungnya, karena hanya dengan menahan semua penderitaan itu Gereja dapat dibebaskan dari semua dosa dan kebusukan yang sekarang ada dalam dirinya, untuk dijadikan suci dan murni.

Dengan penuh harapan, saya percaya akan umat awam yang akan menjalani pemurnian yang dibutuhkan. Paus Francis sendiri telah menyatakan bahwa ini adalah zaman umat awam. Umat awam melihat diri mereka sebagai orang yang tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan gerejawi. Namun jika umat awam mengangkat suara mereka, mereka akan didengar.

Lebih khusus lagi, saya percaya  bahwa hal itu juga akan sangat tergantung pada para wanita Katolik yang setia dan berani. Mereka adalah ikon yang hidup dari Gereja, mempelai Kristus, dan mereka, dalam persatuan dengan Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja, akan dilahirkan kembali, di dalam Roh Kudus, Tubuh Kristus yang kudus.

*****

St. Fransiskus dari Assisi (Meninggal3 Oktober 1226)

Akan terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan di kalangan masyarakat, kaum religius dan klerus; kecuali jika hari-hari itu diperpendek, maka sesuai dengan Sabda Kitab Suci, bahkan orang-orang terpilih akan dituntun menuju kesesatan, jika mereka tidak dibimbing secara khusus, di tengah kebingungan yang begitu besar, oleh rahmat Allah yang sangat besar.

Beberapa pengkhotbah akan bersikap diam terhadap kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan menyangkalnya. Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku suci dari luar, karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.

Setan akan memiliki kekuatan yang luar biasa; kemurnian tak bernoda dari Ordo kita, serta Ordo-ordo lainnya, akan sangat dikaburkan, hingga hanya sedikit sekali umat Kristiani yang akan mematuhi Paus dan Gereja Roma dengan setia dan kemurahan hati yang sempurna. Pada saat kesusahan ini ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonik, akan diangkat menjadi Paus, yang dengan kelicikannya akan berusaha untuk menarik banyak orang ke dalam kesesatan dan kematian.

Waktunya sedang mendekat dengan begitu cepatnya di mana akan ada cobaan dan penderitaan yang besar; kebingungan dan perselisihan, baik rohani maupun jasmani, akan terjadi dimana-mana; kemurahan hati banyak orang  menjadi semakin dingin, dan kejahatan orang fasik semakin meningkat.

Nubuatan Anne Catherine Emmerich  (1774-1824)
Dia memperingatkan tentang datangnya sebuah perpecahan yang besar didalam Gereja selama saat-saat akhir zaman, serta adanya ‘relasi yang menyebalkan’ antara dua paus dimana yang satu akan memimpin sebuah gereja palsu.

Kekejian Dilakukan Di Rumah-Ku
"Jika kamu terus bertindak seperti itu, hai para pastor dan mereka yang memerintah Kota Abadi di Roma, tidak akan ada jalan lain selain membuatmu menjadi abu dan membangun kembali yang baru. Berapa banyak jiwa yang akan musnah dari Kerajaan karena kesalahanmu? Kamu mengikuti iblis-iblis baru yang dilepaskan dari jurang maut dengan semua perilaku dari agama baru." - Yesus, Bayside, 1 November 1975

No comments:

Post a Comment